Monday, 12 December 2016

KAPASITOR BANK ( ALAT PENGHEMAT LISTRIK ), YA atau TIDAK ?



KAPASITOR BANK ( ALAT PENGHEMAT LISTRIK ), YA atau TIDAK ?





Apakah anda pernah didatangi sales penjual alat penghemat listrik/kapasitor bank?
Jika pernah,berapa harga yang ditawarkan?200 ribu?300 ribu?
Jika belum pernah,sebaiknya anda baca artikel ini.

Sekitar tahun 2000an,saya pernah didatangi oleh sales tersebut,dia menawarkan alat penghemat listrik yang katanya bisa menghemat listrik hingga 30%.
Presentasinya,didalam alat itu terdapat kapasitor produk jerman,tidak dijual disini(indonesia).


Cara kerjanya alat tersebut dicolok pada stopkontak terdekat dengan KWH meter agar arus dari PLN lebih dahulu mampir pada alat itu untuk ditabung sementara didalam kapasitor(makanya ditambah kata "bank"),jika ada peralatan listrik yang dihidupkan,maka arus untuk start awal diambil dari kapasitor tersebut sehingga tidak membebani KWH meter.

Sales itu meyakinkan saya dengan kalimat sakti "produk jerman".
OK deh,saya percaya secara dunia mengakui kwalitas produk jerman,maka saya tanyakan harganya,ternyata diluar perkiraan saya.
Tadinya saya kira,harganya kisaran Rp50.000,ternyata Rp180.000.
Meski agak ragu,saya beli alat itu,dengan pertimbangan sang sales memberi garansi(saya lupa berapa lama,kalau gak salah,10 tahun).

Ternyata...
Setelah alat penghemat listrik saya pasang,saya mulai rutin memeriksa rekening listrik,karena menurut si sales,efeknya baru terasa setelah 2 bulan pemakaian.
Memang setelah 3 bulan,ada penurunan biaya tagihan listrik,sekitar 1-2%,saya fikir,ini masih normal seperti tagihan listrik sebelumnya.
Menurut sales,penghematan 30% bertahap,sampai beberapa bulan.

Tetapi setelah kira-kira 1 tahun,saya perhatikan rekening listrik,bukan penurunan bertahap,namun grafiknya turun naik.
Apa yang dikatakan hemat sampai 30%,tidak pernah terjadi,kalaupun ada pengurangan,paling tinggi hanya 5%,lalu melonjak lagi.

Setelah beberapa lama pemakaian,akhirnya sang kapasitor bank sekarat(saya tidak ingat sudah berapa lama pemakaian,mungkin 5 tahunan).
Ternyata kerusakannya pada box fuse meleleh karena kepanasan,sehingga tidak mengalirkan arus.
Perkiraan saya,kerusakan hanya pada fuse,sedangkan kapasitor baik-baik saja,maka saya berinisiatif memperbaikinya sendiri.

Setelah casing saya bongkar,saya perhatikan kapasitornya,dan rasanya saya mengenalinya.
Ternyata kapasitor ukuran 30uF/450volt warna putih,sering saya jumpai di toko part langganan saya.
Dan di bodynya tidak ada bahasa jerman(meski saya tidak mengerti bahasa jerman,paling tidak pernah lihat tulisannya,hehehe).
Ternyata selama ini saya ditipu,kalau cuma kapasitor itu,mending beli di toko langganan saya saja,harganya juga gak sampai gocap.

Benarkah menghemat?
saya mulai penasaran dengan alat ini dan cari infonya di google.
Saya menemukan satu forum yang membahas soal alat ini,pembahasannya bahkan sampai tingkat penghitungan rumus-rumus fisika yang rumit.
Saya tentu tidak bisa memuat diskusi mereka dalam artikel ini,bukan karena tidak dapat izin,tapi karena saya tidak ingin menularkan kepusingan saya saat mengikuti diskusi mereka kepada pembaca artikel saya,hehehe..
Lagipula,saya hanya ingin menyampaikan dengan bahasa sederhana,agar mudah dicerna.

Inti dari diskusi mereka,kapasitor bank hanya efektif pada peralatan listrik dengan beban induktif,seperti mesin air,kipas angin,dan segala peralatan yang menggunakan kumparan,namun peralatan tersebut sudah memiliki kapasitor yang sesuai untuk start awal.

Saya tidak ingin menyimpulkan apakah alat ini benar-benar menghemat atau tidak,tetapi kalau dilihat dari prinsip kerja kapasitor,yaitu menyimpan daya sementara,penghematannya mungkin karena start awal peralatan listrik diambil dari arus yang tersimpan dalam kapasitor,tidak mengambil langsung dari KWH meter.

Kita mungkin beranggapan penghematan yang dilakukan alat penghemat itu adalah mengurangi daya yang dibutuhkan peralatan listrik,misalnya daya untuk menyalakan mesin air adalah 100 watt,dengan alat penghemat maka dayanya menjadi 50 watt.
Padahal daya yang diperlukan tetap 100 watt,dan alat penghemat listrik hanya menghilangkan daya tarikan awal.

Saya ambil contoh dari kehidupan sehari-hari misalnya seperti ini,setelah suami gajian,istri telah memiliki perencanaan keuangan untuk keperluan apa saja,seperti belanja untuk 1 bulan(+biaya tak terduga),bayar listrik(+biaya tak terduga),bayar uang sekolah(+biaya tak terduga),bensin(+biaya tak terduga),dan lain-lain(+biaya tak terduga).
Nah,fungsi kapasitor bank adalah menghilangkan "biaya tak terduga".

Masalahnya,kapasitor bank tidak bisa menghilangkan semua "biaya tak terduga" tersebut.
Bahkan justru,gara-gara kapasitor bank,ada satu atau lebih keperluan yang biasanya budget per bulan tetap,malah jadi +biaya tak terduga.

Masih perlukah penghemat listrik?
Ini sekedar teori logika sederhana,saat menyalakan peralatan listrik,start awal biasanya tinggi sekali,karena untuk mengisi daya pada kapasitor dalam rangkaian.
Contoh kasus,mungkin anda yang memiliki tv era 80an pernah mengalami,saat menyalakan tv,tiba-tiba mcb di KWH trip/jepret,lalu setelah dipasang stabilizer,mcb aman,walaupun stabilizer yang dipasang adalah type murahan.
Padahal stabilizer murahan itu hanya berisi resistor semen,bukan kapasitor.

Contoh kasus kedua,(sekarang mungkin masih terjadi),saat mesin air menyala,maka semua peralatan listrik dirumah harus dimatikan dulu termasuk lampu.
Dua contoh kasus diatas dulu sering ditemui,karena daya listrik yang umum dipakai masyarakat adalah 450 watt.
sedangkan sekarang daya minimal untuk rumah adalah 900 watt.

Menurut saya,alat penghemat listrik/kapasitor bank lebih cocok dipakai untuk peralatan yang penggunaannya bersifat temporer,misalnya mesin cuci atau mesin air.
Pada mesin cuci,cara kerja mesin yang mengharuskan dinamo berputar bolak balik dan ada jeda,penggunaan kapasitor bank akan meringankan start awal dinamo.

Pada mesin air,mesin akan bekerja jika air pada toren/tandon air menipis,tentu membutuhkan arus tinggi untuk start awal.
 Penempatan kapasitor bank tentu lebih berguna untuk meringankan start awal arus dari KWH meter.
Sedangkan pada peralatan lain seperti mesin pendingin(kulkas atau AC),tidak terlalu urgent,karena kedua peralatan itu setelah start awal akan bekerja terus menerus(konstan),yang pemakaian dayanya stabil.

Jika anda sudah terlanjur membeli produk penghemat listrik,tak perlu menyesal,pasang saja pada stop kontak yang dekat dengan mesin cuci atau mesin air.
Buat anda yang tertarik membuatnya,caranya cukup mudah kok.
Beli saja kapasitor di toko spare part dinamo (kipas angin/mesin cuci/mesin air) ukuran 30mF/450V,lalu rangkai seperti gambar ini;

alat penghemat listrik
skema kapasitor bank
Penggunaannya cukup tancapkan steker ke stop kontak yang dekat dengan mesin cuci atau mesin air.
Agar lebih aman,rangkaian diatas sebaiknya dikemas dalam casing.

Bagaimana cara menghemat listrik?

Cara menghemat listrik yang paling efisien tetap pada kedisiplinan diri dalam menggunakan listrik,yaitu mematikan peralatan listrik yang tidak perlu/tidak digunakan.
Walaupun seandainya alat penghemat tersebut benar-benar menghemat,tetapi kebiasaan diri tidak berubah,misalnya setelah menyalakan peralatan,ditinggalkan untuk melakukan aktifitas lain,tetap saja pemakaian listrik menjadi mubazir,karena beranggapan biaya listrik masih terjangkau,karena memiliki alat penghematnya.

Saya sudah beberapa kali menemui,saat bertamu kerumah orang,tv menyala tetapi ditinggalkan pemirsanya,yang ternyata sedang ngobrol dirumah tetangga.
Bukankah lebih baik dia mematikan tv lalu mengalihkan penggunaan listrik kepada penggunaan mesin lain yang sedang membutuhkan,atau tidak menggunakan listrik sama sekali? 


Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment